Kisah Shafiyyah binti Huyai : Putri Pimpinan Yahudi yang Jadi Istri Nabi
photo from Sonika Agarwal (unsplash.com) |
Cahaya Islam - Ada banyak literatur yang mengisahkan tentang kaum Yahudi. Mulai dari masa nabi terdahulu hingga ketika Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan dakwah.
Mungkin yang sering kita dengar adalah tentang sikap congkak bangsa Yahudi, peperangannya terhadap nabi, atau barangkali sifat cerdas yang disebut-sebut mereka miliki.
Namun, sudah tahukah bahwa ternyata ada satu wanita asal Yahudi yang menjadi ummul mu'minin sebab telah diperistri Nabi? Mari kita kenali sosok mulia berikut ini.
Siapa itu Shafiyyah binti Huyai ?
Nama lengkapnya adalah Shafiyyah binti Huyai bin Akhtab. Dari nasabnya, kita bisa melihat bahwa ia adalah putri dari pimpinan suku Yahudi Bani Nadhir, yakni Huyai bin Akhtab.
Sementara itu, ibu Shafiyyah bernama Barrah binti Samau-al. Secara kedudukan, tentu ini menjadikan keluarganya bukan orang biasa karena bisa dikatakan sebagai keluarga bangsawan.
Bagaimana Nabi Memperistri Shafiyyah binti Huyai ?
Kala itu, tercetus perang dengan Kaum Yahudi yang tinggal di Yatsrib (Madinah), Shafiyyah termasuk yang menjadi tawanan karena kaumnya mengalami kekalahan. Di masa lalu, status tawanan wanita adalah bisa dijadikan budak.
Maka saat itu seorang sahabat bernama Dihyah Al-Kalbi meminta kepada Nabi untuk diberikan budak dari tawanan wanita yang ada, salah satunya yaitu Shafiyyah.
Namun, tatkala Dihyah hendak membawa Shafiyyah, seorang sahabat lain menginterupsi. Ia mengenali tawanan tersebut sebagai putri pimpinan Yahudi dan rasanya tak pantas menjadi budak. Status dan kemuliaannya menjadikan ia hanya pantas jika bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Singkat cerita, Dihyah akhirnya dipersilakan untuk memilih tawanan wanita yang lain sementara Shafiyyah binti Huyai dinikahi oleh Nabi.
Setelahnya, tergalilah cerita bahwa ternyata Shafiyyah pernah bermimpi rembulan masuk ke dalam rumahnya dan Ibnul Qayyim menuturkan bahwa itu adalah pertanda akan pernikahannya dengan Nabi Muhammad.
Shafiyyah Sempat Mendapat Perlakuan Berbeda
Suatu hari, Shafiyyah yang telah resmi berstatus sebagai istri Rasulullah itu pernah menitikkan air mata. Tak lain, penyebabnya adalah beberapa orang di Madinah memperlakukannya berbeda semata karena latar belakang sukunya. Bahkan, ada juga yang sedikit menyinggungnya dengan perkataan bernada hinaan.
Hal ini tentu bukanlah hal yang mengherankan, mengingat mayoritas perbuatan kaum Yahudi memang kurang mengenakkan sehingga muncul stigma negatif. Namun, Shafiyyah tentu tidak termasuk dalam orang yang berbuat buruk. Ia mencoba beradaptasi dengan kondisinya kini selagi terus bersabar.
Rasulullah Membela Shafiyyah dengan Indah
Menanggapi pengalaman Shafiyyah menghadapi sangkaan buruk atas dirinya, Rasulullah dengan tanggap segera menghiburnya. Ucapan beliau pun tak main-main, Rasul bersabda bahwa Shafiyyah tidaklah pantas bersedih, sebab dirinya adalah wanita dari keturunan yang amat mulia.
Bagaimana tidak, Rasul menyebut: Engkau adalah putri keturunan nabi (Nabi Harun), pamanmu pun adalah nabi (Nabi Musa), dan sekarang suamimu adalah seorang nabi. Harusnya engkau bangga akan hal itu, Maasyaa Allah...
Inilah kisah Shafiyyah binti Huyai. Istri Rasulullah yang indah parasnya, mulia nasabnya, juga baik ibadahnya. Para ulama menyebutkan bahwa meski dulunya lahir dan besar di lingkungan Yahudi, saat telah menjadi muslimah, Shafiyyah memiliki karakter zuhud yang begitu kuat.
Dari sini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa latar belakang seseorang tidak menjadi alasan utama untuk menilai bagaimana keadaan dirinya, apalagi terkait bagaimana keimanannya.
Semoga Allah berkahi para ibunda kita, yang dari mereka kita bisa mempelajari bagaimana rumah tangga Rasulullah untuk kita jadikan teladan hingga hari ini. Wallahu A'lam.
Penulis : Firanaini
Posting Komentar