Pernyataan Kontroversial Dudung Ditanggapi Ketua PA 212
Cahaya Islam TV - Pernyataan kontroversial Dudung Abdurachman yang merupakan seorang Kepala Staff Angkatan Darat menuai banyak tanggapan dari berbagai pihak. Salah satunya adalah dari Ketua PA 212.
Diketahui
bahwa Jendral Dudung pada ceramah subuh di salah satu masjid mengatakan bahwa
‘jangan terlalu dalam mempelajari agama’. Pernyataan ini memberikan buntut
panjang dan pertentangan, khususnya umat islam.
Salah satu
yang menanggapi pernyataan Dudung adalah Slamet Maarif, ketua Persaudaraan
Alumni (PA) 212. Slamet menyebutkan bahwa agar dudung tidak perlu mencari
panggung dan membuat pernyataan pemecah belah TNI dan umat.
Ia
melanjutkan bahwa, lebih baik Dudung itu untuk fokus saja menjalankan tugasnya
sebagai petinggi TNI Angkatan Darat. Tidak hanya Ketua PA 212 saja yang memberi
tanggapan, tapi juga Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI.
Muhammad
Cholil Nafis mengaku sempat tidak memahami substansi dari pernyataan Dudung.
Tapi kemudian
ia menyatakan bahwa pernyataan dari Dudung berbenturan dengan salah satu
hadits.
Bunyi dari
hadits tersebut adalah “Orang yang dikehendaki baik oleh Allah SWT, di
antaranya, orang yang paham agama, bahkan mendalaminya.” Ujar Cholil. Tidak
hanya itu, Cholil juga menyindir Dudung.
Ia menyatakan
bahwa pihaknya akan menawarkan standardisasi da’i MUI kepada KSAD tersebut.
Tentunya, jika ia mau ganti profesi menjadi seorang penceramah.
Klarifikasi
TNI AD Atas Pernyataan Kontroversial Dudung
Pada akun
twitter resmi TNI AD @tni_ad pada Minggu (5/12) malam, Tatang Subarna yang
merupakan Kadispenad Brigjen TNI melakukan klarifikasi atas maksud pernyataan
Dudung pada ceramah di Masjid Nurul Amin.
Ia menuliskan
“Maksud Kasad mempelajari agama terlalu dalam akan terjadi penyimpangan,
apabila tanpa guru.” Lebih lanjut, Tatang mengatakan bahwa dampak jika terlalu
dalam dalam memahami agama tanpa guru akan menyebabkan penyimpangan.
Sebab, tidak
ada ahli ilmu yang membimbing bisa menyebabkan salah pemahaman. Kadispenad juga
mengatakan bahwa dalam ceramahnya, Dudung juga menyatakan bahwa saat ini banyak
orang yang mendalami agama tanpa guru.
Sehingga, akan
mudah terperdaya oleh oknum yang tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah. Misalnya,
kata hadits ini ikut. Kalau ada hadits lainnya juga ikut. Padahal, belum tentu
kebenarannya.
Kaspenad
melanjutkan bahwa, jangan terlalu mendalami agama tanpa guru pembimbing yang
ahli. Beda jika ada yang mengarahkan dan membimbingnya dengan benar dan ahli.
Saat
berceramah, Dudung tidak sendiri. Tapi, didampingi oleh Habib Husein bin Hasyim
bin Toha Baagil.
Pernyataan
Kontroversial Dudung Bukan Pertama Kali
Ternyata,
pernyataan kontroversial ini bukan pertama kalinya yang pernah dikatakan oleh
dudung. Ia pernah mengatakan hal yang juga memicu polemik di kalangan umat
islam, pada kunjungan di Batalion Zipur 9 Kostrad.
Tepatnya di
Ujungberung, Bandung, Jawa Barat pada 13 September 2021. Saat itu, Dudung masih
menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat
(Pangkostrad).
Saat itu,
Dudung sedang memberikan pidato kepada prajurit TNI AD agar lebih bijak dalam
bermain media sosial. Ia juga meminta mereka untuk menghindari sikap fanatisme
yang terlalu berlebihan mengenai agama.
Sebab, bagi
Dudung semua agama sama di mata Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini memperoleh
tanggapan dari berbagai pihak, salah satunya adalah Ketua MUI. Ia mengatakan
memang yang berlebihan tidak baik.
Fanatisme
terhadap agama sebaiknya diarahkan kepada diri sendiri dan bukan kepada orang
lain. Tujuannya adalah agar individu bisa memegang erat keyakinannya dan tidak
perlu diarahkan kepada orang yang berbeda keyakinan.
Penyataan-pernyataan
kontroversial dari berbagai petinggi negeri memang sangat sering terjadi di
Indonesia. Salah satunya adalah pernyataan kontroversial Dudung yang
merupakan seorang KSAD.
Posting Komentar