Spekulasi Dibalik Bersembunyi Raja Salman Selama 482 Hari, Ada Apakah?
Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud | Instagram |
Cahaya Islam TV - Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud yang dikenal sebagai seorang Raja Arab Saudi ketujuh, saat ini dilaporkan sedang bersembunyi di sebuah istana gurun. Menurut Business Insider mengungkapkan bahwa Penguasa Arab Saudi itu telah berada ditempat tersebut terhitung 482 hari lamanya.
Akibat kabar tersebut, beberapa spekulasi muncul diantaranya spekulasi mengenai kesehatan sang Raja yang sedang menurun yang diakibatkan karena operasi kandung empedu hingga penyakit demensia yang sudah dideritanya sejak tahun 2015 yang lalu.
Tak hanya spekulasi itu saja yang muncul ke khalayak publik, isu lainpun muncul yaitu termasuk isu Mohammed bin Salman sang putra mahkota yang akan segera naik tahta menggantikan Raja Salman sebagai penguasa Arab Saudi.
Hal ini berbeda dengan pendapat yang dikemukan oleh Bernard Haykel pakar terkemuka politik Arab Saudi dari Universitas Princeton. Dalam pendapatnya tersebut Bernard menyebutkan bahwa Pihak kerajaan sangat berhati-hati dalam hal ini karena pihak kerajaan ingin Raja Salman tetap hidup. Hal itu diketahui semenjak Raja Salman memimpin setiap rapat secara virtual dari Neom.
Menurut Haykel bersembunyi Raja Salman juga membuat ruang sang putra mahkota yaitu Mohammed bin Salman semakin leluasa untuk memainkan kekuasaannya. Semenjak hal itu pula MBS kini sering tampil di publik untuk menghadiri acara-cara internasional dan ikut andil besar dalam pembukaan dan modernisasi negara Arab Saudi.
Seperti yang kita ketahui MBS merupakan pewaris tahta dari Ayahnya Raja Salman yang kini masih memimpin Arab Saudi sebagai Raja. MBS tak jarang dinilai memiliki citra yang buruk khususnya di mata negara barat. Hal ini dikarenakan karena MBS dinilai sebagai penguasa de facto Arab Saudi yang seringkali membungkam hingga membunuh para kritikus yang tidak senang dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya selama menjabat sebagai putra mahkota.
Salah satu kasus kontroversial MBS yang menambah citra buruknya di mata dunia barat adalah terbunuhnya seorang Jurnalis Saudi yaitu Jamal Khashoggi yang giat dan aktif mengkritik kebijakan pemerintahan riyadh. Jamal dibunuh pada tahun 2018 di Konsultan Arab di Istanbul.
Kasus ini bahkan menyebabkan Presiden Amerika Serikat (AS) yaitu Joe Biden mengatakan bahwa negosiasi antara Pasan Sam dan Arab Saudi harus diadakan secara langsung antara dirinya dan Raja Salman dan bukan hanya dengan MBS saja. Hal itulah yang kemudian membuat Haykel berfirikir secara logika, pada saat MBS diangkat sebagai raja menggantikan Ayahnya Raja Salman, ia akan memiliki kesetaraan dengan Biden Presiden Amerika Serikat (AS).
Penulis: Devi Novita
Posting Komentar