Saat Cinta Terhalang Keyakinan: Kisah Zainab Putri Rasulullah
Photo by Mohamed Nohassi on Unsplash
Cahaya Islam - Memiliki suami saleh atau istri salehah, beriman, dan bisa beribadah bersama adalah gambaran rumah tangga ideal, bukan?. Namun, bagaimana jika saat dakwah menyeru kepada ajaran Islam mulai menyeruak, pasangan kita termasuk yang menolak? Mari dalami kisah yang dialami oleh salah satu putri Nabi berikut ini.
Mengenal Sosok Zainab
Ialah Zainab, putri dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dan Khadijah radhiyallahu 'anha. Alangkah mulia nasabnya yang lahir dari ayah dan ibu luar biasa. Zainab merupakan satu dari enam anak Rasulullah dengan Khadijah.Ketika Risalah Islam Tiba
Zainab menikah dengan seorang lelaki terpandang dari Quraisy bernama Abul ‘Ash bin Rabi’. Saat ayahandanya membawa cahaya Islam, Zainab tentu bersegera mengimaninya. Namun, suaminya justru enggan menerima!. Alasannya? Ia takut cercaan kaumnya karena akan disebut 'meninggalkan ajaran nenek moyang'. Kehidupan Zainab jadi terhimpit. Selain sedih, ia juga merasa sendiri sebab kaum muslimin, termasuk keluarganya, telah hijrah ke Madinah sementara dirinya tertahan di Mekah. Belum lagi, ibu tercintanya (Khadijah) telah berpulang. Suami yang ia sayangi juga tak kunjung mengimani ajaran Nabi.Perpisahan dengan Suami
Pada tahun ke-2 Hijriah, terjadilah Perang Badar dengan kemenangan yang diraih oleh muslimin. Di akhir perang, Abul 'Ash yang bergabung dalam barisan Quraisy pun menjadi tawanan. Mendengar itu, Zainab mengirim tebusan untuk suaminya dengan harta paling berharga yang ia miliki yaitu kalung pemberian ibundanya. Saat tebusan tersebut sampai ke Rasulullah, terenyuhlah hati beliau. Betapa tidak, itu adalah kalung yang sangat beliau kenali. Perlahan, Rasulullah memberi keringanan hingga akhirnya Abul 'Ash dapat dibebaskan dan kembali pulang namun dengan syarat, Zainab harus ia biarkan berhijrah ke Madinah sebab dirinya yang belum berislam menjadikan mereka harus berpisah. Campur aduklah perasaan Zainab saat mendengar titah bahwa ia harus berhijrah tanpa sang suami yang tak kunjung menjadi muslim. Saat Zainab hendak berangkat, kafir Quraisy menghalangi dan berusaha menggagalkan segala upayanya untuk pergi. Bahkan, Zainab sempat mengalami keguguran sebelum akhirnya bisa tiba di Madinah dengan selamat diantar oleh saudara suaminya yakni Kinanah bin Ar-Rabi. Mereka menyelinap tatkala orang-orang di Mekah tak memperhatikan.Hidayah Itu Akhirnya Diterima
Singkat cerita, enam tahun telah dilalui Zainab tanpa kehadiran sang suami di Madinah. Sampai suatu hari, pintu rumah Zainab diketuk dan ternyata sosok yang hadir adalah Abul 'Ash!. Namun, saat itu ia masih belum mau berislam. Kedatangannya tak lain adalah untuk meminta perlindungan Zainab sebab barang bawaannya telah dirampas dan ia melarikan diri. Rasulullah dan para sahabat berbaik hati memberikan perlindungan untuk Abul 'Ash, tak lupa barangnya pun seluruhnya dikembalikan. Saat ia pulang ke Mekah dan memberikan seluruh barang sesuai haknya, terketuklah hati Abul 'Ash dan tak ada alasan lagi baginya untuk tidak berislam. Akhirnya, menantu Rasulullah itu bersyahadat dan diizinkan untuk menemui istrinya lagi.Kembali Bersama, Menjadi Pasangan Ideal hingga ke Surga
Zainab dan Abul 'Ash pun lalu bisa tinggal bersama di Madinah setelah berpisah sekian lama. Memang, ikatan cinta karena iman akan selalu memberikan jalan cerita bahagia. Kebersamaan mereka memang akhirnya terputus lagi dengan wafatnya Zainab pada tahun 8 Hijriyah. Meski kebersamaan di dunia mungkin tak berlangsung lama, namun, kita tahu indahnya ikatan pasangan ini, semoga Allah selalu berkahi hingga ke surga.
Penulis : Firanaini
Posting Komentar