Apa Boleh Sholat Pakai Baju Kotor? Ini Kata Buya Yahya
Cahaya Islam - Sholat merupakan ibadah bagi umat Muslim yang wajib dilakukan lima kali dalam sehari dan dikerjakan di waktu yang berbeda-beda.
Pada pagi hari umat Islam melangsungkan ibadah sholat Subuh sekira pukul 4 pagi, dilanjut sholat dzuhur di siang hari sekitar pukul 12, lalu sholat Ashar pada sore hari sekitar pukul 3 sore, kemudian sholat Maghrib kira-kira pukul 6 petang. Lalu, ditutup dengan sholat Isya sekitar pukul 7 malam.
Selain sholat wajib lima kali tersebut, umat Islam juga diperbolehkan melakukan sholat yang hukumnya sunnah seperti sholat dhuha, tahajud, hingga sholat hajat.
Untuk umat muslim yang sudah baligh atau cukup umur, sholat wajib lima waktu harus dikerjakan, jika tidak maka akan mendapatkan dosa dari Allah SWT.
Pada kenyataannya, masih ada orang yang sudah baligh namun enggan melangsungkan sholat karena beberapa alasan, seperti waktu sholat bersamaan dengan pekerjaan, ada urusan yang mendesak dan alasan-alasan duniawi lainnya.
Seharusnya alasan pekerjaan tidak dapat menghalangi orang untuk melakukan ibadah sholat wajib. Dilansir dari video yang diunggah di akun YouTube Al-Bahjah TV pada (31/1/2019), Buya Yahya menjelaskan bahwa sholat wajib sebenarnya telah dipermudah oleh Allah SWT agar umat Islam bisa mengerjakannya.
Buya Yahya bercerita bahwa dirinya pernah mendapati seorang penjaga gudang tepung yang tidak melangsungkan sholat karena alasan pekerjaan dan baju kotor.
Penjaga gudang tepung itu beralasan kepada Buya Yahya bahwa masjid untuk sholat lumayan jauh, sehingga akan repot nantinya jika sholat di masjid.
"Ada penjaga gudang tepung, dia tidak pernah sholat, dia bilang masjidnya jauh dan jika ditinggal akan repot," ujar Buya Yahya.
Buya Yahya pun menegaskan kepada penjaga tersebut bahwa sholat tidak harus dilakukan di masjid.
Penjaga itu pun kembali memberikan alasan bahwa bajunya kotor karena kerja sehingga tidak bisa digunakan untuk sholat.
Buya Yahya pun menjawab bahwa selagi kotornya bukan najis maka boleh saja digunakan untuk sholat.
Bahkan, Buya Yahya mencontohkan cara mengambil wudhu kepada penjaga gudang tepung tersebut, agar dirinya dapat melangsungkan sholat.
"Kotor itu tidak najis, kemudian saya ajari dia (penjaga gudang tepung) wudhu dengan air kemasan agar dia suci, lalu dia sholat di atas tepung," ujar Buya Yahya.
Buya Yahya menyebut memakai baju bersih adalah keutamaan sholat, namun jika melihat dari cerita penjaga gudang tepung tadi tentu kasusnya berbeda, karena setelah sholat dia harus bekerja lagi dan jika mengutamakan baju bersih maka akan repot nantinya.
Buya Yahya juga mengajak umat Islam lain agar saling mengingatkan untuk mengerjakan sholat karena banyak yang tidak tahu jika sholat itu pada dasarnya mudah sekali.
"Kita wajib mengingatkan karena banyak dari mereka tidak mengerti jika sholat itu gampang," ujar Buya Yahya.
Menurut Buya Yahya, banyak orang yang meninggalkan sholat dikarenakan mereka sendiri tidak mau mempermudah urusan sholat.
"Jadi permasalahan kita ini adalah kita kurang mempermudah urusan sholat, sehingga banyak orang yang tidak sholat," tegas Buya Yahya.
Buya Yahya juga menyebut jika seseorang tidak bisa atau sengaja meninggalkan sholat, maka yang salah adalah gurunya. Dosa besar diberikan kepada orang-orang yang meninggalkan sholat, sebaliknya pahala besar diberikan kepada mereka yang menegakkan sholat wajib.
Demikian penjelasan dari Buya Yahya terkait penggunaan baju kotor untuk sholat.
Kesimpulannya, memakai baju bersih dan wewangian ketika akan beribadah merupakan hal yang disukai Allah SWT, namun apabila keadaan kita dalam baju yang kotor, kita tetap diperbolehkan untuk sholat. Selama baju dan badan kita tidak terkena najis, kita masih bisa melakukan sholat.
Sebagaimana yang telah dijelaskan Buya Yahya bahwa Allah SWT tidak akan mneyulitkan umatnya dan justru mempermudah urusan-urusan mereka, termasuk dalam menjalankan ibadah sholat wajib.
Maka sebagai umat Islam yang taat, sudah seharusnya kita senantiasa menegakkan sholat wajib lima waktu tanpa mencari-cari alasan apapun.
Ditulis oleh: Risco Ferdian
Editor: Anisa Ramadhani
Posting Komentar