Cahaya Islam - Aisyah Binti Abu Bakar merupakan putri sahabat Rasulullah SAW, yaitu Abu Bakar As Shiddiq.  Aisyah lahir di Mekkah pada tahun 613/614 Masehi dari seorang ibu bernama Ummi Ruman. Karena kesetiaannya sebagai seorang putri sekaligus istri Nabi Muhammad SAW, Aisyah mendapatkan gelar ‘Ibu orang mukmin’ sebagai bentuk penghormatan sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran.

Rasulullah SAW memiliki seorang istri yang sangat setia, salah satunya Aisyah Binti Abu Bakar. Putri khalifah pertama tersebut dikenal sebagai perempuan cerdas akan ilmu hadits maupun hukum islam. Tidak heran jika Aisyah termasuk wanita ahli surga yang sangat dikagumi oleh seluruh muslimah di dunia.

Pernikahan Nabi Muhammad dengan Aisyah diawali dengan adanya mimpi yang dialami oleh Rasulullah SAW selama dua kali. Dalam mimpi tersebut, Malaikat membawa Aisyah Binti Abu Bakar kepada Nabi SAW. Nabi Muhammad SAW menganggap mimpi itu adalah ketentuan dari Allah SWT, sehingga beliau mendatangi Abu Bakar. Setelah menceritakan mimpi tersebut, awalnya Abu Bakar merasa keberatan harus memberikan putri tercinta menjadi istri Nabi SAW.

Abu Bakar sudah menganggap jika Nabi Muhammad SAW adalah saudara. Namun, Nabi SAW meyakinkan bahwa beliau adalah saudara dalam agama, sehingga pernikahan antara Nabi SAW dengan Aisyah adalah halal dan diperbolehkan menurut hukum islam. Mendengar penjelasan Nabi SAW tersebut, semua keraguan dalam hati Abu Bakar pun menghilang.

Dalam riwayat shahih, Aisyah Binti Abu Bakar menikah saat berusia 6 atau 7 tahun dan Nabi Muhammad SAW berumur 50 tahun. Setelah usia Aisyah 9 tahun barulah diantarkan ke rumah Nabi SAW oleh sang ibu. Sebagaimana dijelaskan dalam Kutubus Sittah, yaitu 6 kitab induk hadits dalam islam dan tercatat secara mutawatir.

Aisyah Binti Abu Bakar mulai berumah tangga bersama Rasulullah SAW pada usia 9 tahun. Dalam suatu riwayat menyebutkan bahwa pada saat itu Aisyah sudah baligh, karena telah memasuki usia sembilan tahun. Nabi Muhammad SAW sangat baik hati dan selalu memperbolehkan teman-teman Aisyah untuk berkunjung.

Tumbuh dalam keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang, Aisyah menjadi perempuan luar biasa. Beliau selalu setia menemani perjuangan Rasul dalam keadaan apapun dan hidup bersama hingga akhir hayat Rasulullah SAW. Pada saat Nabi Muhammad SAW wafat, Aisyah masih berumur 18 tahun dan tidak lagi menikah.

Dalam hadits shahih dijelaskan bahwa Aisyah Binti Abu Bakar adalah perempuan yang sangat cerdas. Sejak usia muda beliau sudah pandai dan menguasai hukum islam seperti sang ayah. Bahkan Aisyah merupakan perempuan yang paling banyak diriwayatkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut menandakan betapa istimewanya seorang Aisyah, putri Abu Bakar.

Fatima Mernissi, seorang penulis buku “Women’s Rebellion and Islamic Memory” pada tahun 1996 menyatakan bahwa Aisyah lebih banyak meriwayatkan hadits bahkan melebihi sepupu sekaligus menantu Nabi Muhammad SAW sendiri, yaitu Ali Bin Abi Thalib. Dalam sebuah kutipan Ibnu Hajar, Ali Bin Abi Thalib meriwayatkan 29 hadits, dan Aisyah 242 hadits.

Betapa cerdasnya seorang Aisyah Binti Abu Bakar sebagai seorang perempuan. Tidak hanya cerdas, beliau juga sangat cantik dan setia. Dengan kesetiaan dan rasa cinta kepada Nabi SAW, Aisyah selalu menemani Nabi SAW hingga menutup usia. Aisyah adalah salah satu perempuan muslim yang patut diteladani sebagai seorang muslimah.

Aisyah Binti Abu Bakar dikenal sebagai perempuan yang sangat cantik. Kulit beliau putih dan bersih, seperti hatinya. Saat merasa malu atau tersipu, pipinya akan kemerah-merahan dan terlihat begitu menawan. Hal ini yang membuat Nabi Muhammad SAW memanggil Aisyah dengan nama, Khumairah yang artinya kemerah-merahan.

Panggilan khumairah yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW memiliki makna sayang dan cinta yang mendalam kepada Aisyah. Sebagai istri yang paling muda, beliau mampu menempatkan diri atas tanggung jawabnya. Bahkan ketika keadaan Nabi Muhammad SAW sebelum wafat, Aisyah selalu ada disamping Rasulullah SAW.

Pada tanggal 13 Juli tahun 678 atau tepatnya pada 17 Ramadhan, Aisyah Binti Abu Bakar menutup usia di Madinah, Hijaz dan dimakamkan di Jannatul Baqi. Kisah teladan Aisyah menjadi inspirasi dan pembelajaran besar bagi muslimah di seluruh dunia.