Sejarah
Tentang Islam
Ghazan Khan, Sang Penguasa Mongol Muslim Dan Islamisasi Bangsa Mongol
Daftar Isi [Tampilkan]
Cahaya Islam - Ghazan merupakan penguasa ketujuh dari Dinasti Ilkhanate yang didirikan oleh Hulagu Khan setelah menaklukkan Baghdad tahun 1258 Masehi atau 656 Hijriyah. Ia merupakan keturunan dari Hulagu Khan dan merupakan seorang muslim. Ketika masih kecil, ia dibaptis menjadi seorang Nasrani, namun ketika beranjak dewasa, ia meyakini bahwa agama yang paling benar adalah Islam dan memutuskan untuk memeluk agama Islam. Dengan masuk Islamnya Ghazan sebagai pemimpin Mongol, maka banyak diantara rakyatnya juga memeluk Islam. Setelah memeluk Islam, ia mengubah namanya menjadi Mahmud Ghazan Khan.
Berdirinya Dinasti Ilkhanate
Hulagu Khan merupakan cucu dari Jenghis Khan dan putera dari Tolui. Ketika saudaranya, Mongke Khan naik tahta menjadi Kaisar Mongol, Hulagu diperintahkan untuk membawa pasukannya untuk memperluas wilayah-wilayah Mongol terutama ke negeri-negeri Islam. Pada tahun 1219 hingga tahun 1231, Hulagu Khan berhasil menaklukkan wilayah Transoxiana dan Khurasan, kemudian tahun 1235 hingga 1236 berhasil mengalahkan Kesultanan Saljuk Rum di Anatolia yang waktu itu diperintah oleh Sultan Ghiyatsuddin Kaykhusraw II, setelah kekalahan itu, Saljuk Rum berada di bawah kendali Mongol. Kemudian tahun 1258, Hulagu berhasil menaklukkan Kota Baghdad di Irak dan meruntuhkan Kekhalifahan Abbasiyah.
Hulagu Khan kemudian mendirikan Dinasti Ilkhanate pada tahun 1259 Masehi yang kekuasaannya terbentang dari Aanatolia, Persia, hingga perbatasan India. Dinasti Ilkhanate beribukota di Kota Tabriz. Salah satu faktor yang mendorong Hulagu untuk menyerang negeri-negeri Islam dan membunuh banyak dari kaum muslimin yaitu pembalasan dendam Jenghis Khan atas pegnhinaan yang dilakukan oleh penguasa Khawarizmi yaitu Alauddin Khawarizmi Syah, isteri dari Hulagu yang merupakan penganut agama Nasrani juga menyimpan dendam terhadap kaum muslimin. Hulagu Khan pernah berperang dengan saudara sepupunya, Berke Khan yang merupakan penguasa Kerajaan Golden Horde.
Berke Khan merupakan penguasa Mongol pertama yang memeluk Islam. Ia adalah putera dari Jochi. Setelah mengetahui Hulagu Khan menghancurkan Kota Baghdad, Berke Khan kemudian memobilisasi pasukannya untuk melawan Hulagu Khan, maka terjadilah perang Berke-Hulagu pada tahun 1260 Masehi. Hulagu Khan merupakan pendiri seakligus penguas pertama Dinasti Ilkhanate. Keberhasilannya menaklukkan Persia dan Anatolia membuat ia ingin memasukkan negeri Syam ke dalam kekuasaannya, sehingga ia melakukan penyerangan atas kota-kota di Syam beberapa tahun setelah kejatuhan Baghdad. Negeri Syam akhirnya berada di bawah kekuasaan Mongol.
Pasukan Mongol kemudian berambisi untuk menaklukkan negeri Mesir, Mesir ketika itu berada di bawah kekuasaan Daulah Mamluk pimpinan Sultan Saifuddin Qutuz. Invasi bangsa Mongol terhadap Mesir gagal dilakukan karena pasukan Mamluk yang dipimpin oleh Sutan Saifuddin Qutuz dan panglimanya Ruknuddin Baybars berhasil mengalahkan mereka di Ain Jalut, Palestina tanggal 3 September 1260 Masehi. Setelah kekalahan itu, kekuasaan Mongol hanya terpaut di sebagian negeri Syam saja karena Daulah Mamluk berhasil merebut kembali kota-kota Islam di negeri Syam. Kekuasaan Hulagu Khan hanya bertahan selama tujuh tahun karena ia wafat pada tahun 1265 dan dimakamkan di Pulau Kaboudi di Danau Urmia. Pasca pemerintahan Hulagu, ia digantikan oleh puteranya yang bernama Abaqa Khan.
Abaqa Khan
Abaqa Khan merupakan penguasa Ilkhanate yang memerintah paling lama, yaitu sekitar 17 tahun, sejak tahun 1261 hingga tahun 1281. Ia menganut kepercayaan Kristen Nestorian, berbeda dengan ayahnya Hulagu yang memeluk Samanisme. Ia menjalin kerjasama dengan negara Nasrani dari berbagai daerah seperti Raja Louis di Perancis, Raja Charles di Sisilia, dan Raja James di Kerajaan Aragon. Mereka bersatu untuk melawan kaum muslimin. Ia juga menikahi puteri Kaisra Byzantium Abaqa banyak melakukan penyerangan ke wilayah utara Mongol dan juga terhadap Daulah Mamluk di Mesir yang merupakan pelindung dunia Islam saat itu. Abaqa Khan wafat pada tahun 680 Hijriyah dan mewarsikan kekuasaannya kepada saudaranya, Teguder.
Ahmad Teguder
Teguder merupakan penguasa ketiga Ilkhanate yang memerintah dari tahun 1282 hingga tahun 1284. Ia merupakan penguasa pertama Dinasti Ilkhan yang beragama Islam. Teguder dididik dalam lingkungan Mongol yang masih menganut kepercayaan leluhur bangsa Mongol. Ketika kecil, ia dibaptis sebagai seorang Kristen dan dijuluki dengan nama Nicola.
Ketika Teguder beranjak dewasa, ia percaya bahwa agama yang paling benar diatas muka bumi adalah agama Islam. Ia kemudian memutuskan untuk memeluk agama Islam dan mengubah namanya menjadi Ahmad Teguder. Ia juga masuk Islam karena pergaulan dengan teman-teman muslimnya. Ahmad Teguder memiliki tujuan untuk membawa bangsa Mongol untuk memeluk agama Islam. Ia juga mengirimkan kepada Sultan Mamluk Qalawun Al Manshur untuk mengabarkan bahwa ia telah masuk Islam, dan bekerjasama untuk membela kaum muslimin dan melindungi dunia Islam.
Kekuasaan Ahmad Teguder tidak berlangsung lama, karena para petinggi Mongol melakukan propaganda untuk melengserkan Ahmad Teguder yang telah masuk Islam. Ia kemudian dibunuh oleh keponakannya, Arghun, yang merupakan putera dari Abaqa Khan. Teguder merupakan syuhada petama dari kalangan bangsa Mongol.
Arghun Khan
Sepeninggal Ahmad Teguder, ia digantikan oleh Arghun putera Abaqa Khan. Arghun memerintah dari tahun 1284 hingga tahun 1291 Masehi. Arghun merupakan seorang penguasa yang beragama Kristen Nestorian yang sangat membenci Islam, sama seperti ayahnya. Pada masa pemerintahannya, ia memecat para pejabat muslim yang pernah diangkat oleh Teguder sabelumnya, ia juga membatalkan kerjasama dengan Daulah Mamluk yang disepakati oleh Teguder. Ia melanjutkan perlawanan terhadap kaum muslimin dan menyerang kembali kota-kota Islam. Ia juga menjalin kerjasama dengan pasukan Salib dan Kerajaan Armenia untuk melawan Daulah Mamluk. Arghun Khan wafat pada tahun 691 Hijriyah dan ia digantikan oleh saudaranya, Gaykhatu.
Gaykhatu
Gaykhatu merupakan penguasa Mongol kelima Dinasti Ilkhanate yang memerintah dari tahun 1291 hingga tahun 1294 Masehi. Ia merupakan saudara dari Arghun Khan. Ia merupakan salah satu penguasa yang lemah. Selama masa pemerintahannya, ia tidak memberikan perubahan apapun pada peradaban maupun. Kekuasaannya digulingkan oleh sepupunya Baydu yang merebut tahtanya melalui peperangan.
Baydu
Baydu naik tahta setelah menggulingkan kekuasaan sepupunya, Gaykhatu. Ia tidak lama menikmati kekuasaannya yang hanya berlangsung beberapa bulan. Sama seperti sepupunya, ia tidak banyak melakukan perbaikan dan perubahan pada negara. Ia juga merupakan penguasa Ilkhanate yang lemah. Kekuasaannya diambil alih oleh Ghazan putera Arghun Khan melalui bantuan Wazir Nawruz. Ghazan kemudian mengeksekusi Baydu ketika memasuki Kota Tabriz.
Mahmud Ghazan Khan
Ghazan lahir pada tanggal 4 Desember 1271 Masehi di Abaskun, sebelah tenggara pantai laut Kaspia. Kakeknya, Abaqa, mendidiknya dengan ajaran Buddha, seperti yang dianut oleh banyak keluarganya. Namun, ketika ia beranjak dewasa, ia memeluk agama Islam setelah berhasil merebut tahta dari Baydu melalui bantuan Wazirnya, Nawruz. Ghazan menghabiskan musim panas di utara Pegunungan Teheran.
Ghazan masuk Islam melalui perantara Amir Nawruz, yang membantunya untuk merebut tahta kerajaan. Nawruz merupakan pembesar Mongol yang diam-diam telah memeluk agama Islam. Ghazan berjanji kepada Nawruz jika ia berhasil memenangkan pertarungan dengan Baydu, ia akan mengikuti agama Rasulullah Muhammad SAW. Ketika ia berhasil naik tahta, ia pun menunaikan janjinya itu. Pada tanggal 19 Juni 1295, Ia menyatakan masuk Islam, hal itu disertai dengan islamnya para pejabat di istana dan seluruh komandannnya, 100.000 Bangsa Mongol juga masuk Islam dan bersaksi di hadapan Syaikh Shadruddin Ibrahim.
Setelah masuk Islam, ia mengganti namanya menjadi Mahmud Ghazan Khan. Ia banyak berdiskusi dengan Syaikh Shadruddin Ibrahim dan ia terkesan dengan kisah-kisah Muhammad. Ia kemudian banyak membangun masjid dan bersedekah kepada yang membutuhkan serta menjadikan agama Islam sebagai agama resmi negara. Mahmud Ghazan Khan dinobatkan sebagai raja Ilkhan pada tanggal 3 November 1295. Setelah 4 bulan berkuasa, ia memerintahkan tentaranya untuk menghancurkan kuil buddha, gereja, dan sinagog di Kota Tabriz. Ia merupakan penguasa mongol pertama yang mencetak mata uang Dinar dengan inkripsi Islam. Syariat islam kembali ditegakkan dan menetapkan undang-undang berdasarkan syariat Islam. Pada waktu itu, orang-orang Mongol mulai memakai jubah dan surban serta meninggalkan pakaian adat nenek moyang mereka.
Orang-orang Buddha pada ketika itu banyak melakukan pemberontakan terhadap Ghazan, namun Ghazan mampu menumpasnya. Selain sebagai seorang penguasa yang adil, Ghazan Khan juga seorang ilmuwan dan seniman, ia mempelajari arsitektur, astronomi, kimia, mineralogi, dan botani. Ia juga menguasai beberapa bahasa seperti Persia, Arab, Mandarin Tibet, Hindi, dan Latin. Ghazan Khan wafat pada tanggal 17 Mei tahun 1304 Masehi dalam usia 32 tahun.
Sepeninggalnya, Kerajaan mengalami masa kemunduran. Kepemimpinannya kemudian dteruskan oleh saudaranya, Uljaytu Khudabanda yang berkuasa dari tahun 1304 hingga tahun 1316. Ia merupakan seorang yang menganut madzhab Syiah. Selama 12 tahun pemerintahannya, ia tidak memberikan kontribusi yang begitu besar terhadap kerajaan. Ia kemudian digantikan oleh puteranya Abu Said yang memerintah dari tahun 1317 hingga tahun 1335 Masehi. Sejak kepemimpinan Abu Said, kerajaan tidak memiliki kekuatan apapun karena terjadi konflik internal dan perebutan kekuasaan. Kondisi ini terus berlangsung hingga datangnya Timur Lenk yang kemudian menguasai wilayah-wilayah Ilkhanate.Timur lenk mendirikan Kekaisaran Timuriyah yang berpusat di Kota Samarkand.
Referensi :
Buku “Bangkit Dan Runtuhnya Bangsa Mongol” Karya Prof. Dr. Ali Muhammad Ash Shallabi. Suryanti. 2017. Bangsa Mongol Mendirikan Kerajaan Dinasti Ilkhan Berbasis Islam Pasca Kehancuran Baghdad Tahun 1258. Jurnal Nalar. 1 (2) : 146.
Karim., M. 2006. Ghazan Khan, Pemimpin Besar Mongol Islam (Analisis Historis dan Sistem Pemerintahan dan Pembaruan. Millah. 5 (2) : 308.
Via
Sejarah
Posting Komentar