Ketika Bahasa Arab Mendunia Sebagai Simbol Peradaban Islam
Bahasa Arab | Photo: Unsplash |
Cahaya Islam - Bahasa Arab pada saat zaman keemasan peradaban Islam, merupakan Bahasa lingua franca yang mempunyai fungsi sebagai bahasa sains, sastra, pemerintahan dan juga seni. Bahkan adanya Gerakan penerjemahan secara besar-besaran buku-buku yang berbahasa Yunani, Romawi dan buku-buku kuno lainnya tentang sains, filsafat dan sastra ke dalam Bahasa arab membuat Bahasa Arab menjadi pusat perhatian dunia kala itu.
Dilansir dari muslimheritage.com, George Sarton dalam buku “History Of Science” mengatakan:
“Dari paruh kedua abad kedelapan hingga akhir abad ke-11, bahasa Arab adalah bahasa ilmiah dan progresif umat manusia … Ketika barat sudah cukup maju untuk merasakan kebutuhan akan pengetahuan yang lebih dalam, ia mengalihkan perhatiannya, pertama-tama bukan ke sumber-sumber Yunani tetapi dari sumber-sumber Arab.”
Bahasa Arab Mendunia Sebagai Simbol Peradaban Islam
Menandai Hari Bahasa Arab Sedunia setiap tanggal 18 Desember yang ditetapkan oleh UNESCO, ada beberapa aspek di mana bahasa Arab memanifestasikan dirinya sebagai bahasa universal selama zaman keemasan kreativitas dan inovasi dalam Peradaban Muslim yaitu :
Bahasa Arab sebagai Bahasa Ilmu Pengetahuan
Di zaman keemasan inovasi lebih dari 1.000 tahun yang lalu, yang mencolok dari penemuan, inovasi, penelitian dan tulisan para ilmuwan dan cendekiawan selama periode abad pertengahan Eropa adalah kehausan mereka yang tak terpuaskan akan ilmu pengetahuan.
Ini memuncak pada saat para penguasa Baghdad memainkan peran kunci dalam gerakan untuk mengumpulkan dan menerjemahkan ke dalam bahasa Arab pengetahuan kuno dari Yunani, Roma, Cina, Persia, India dan Afrika, membangun pusat ilmiah dan akademi ilmu pengetahuan yang menjadi tempat berkumpulnya para cendekiawan, penerjemah terkenal, penulis, sastrawan, ilmuwan dan profesional di bidang seni dan kerajinan.
Cendekiawan muslim terkenal seperti Ibn al-Haytham, Al-Sufi, Ibn Sina, Al-Razi, Al-Khawarizmi, Al-Kindi, Al-Jahiz, Al-Mahamiliya hanyalah beberapa nama dari mereka yang merupakan produk dari zaman keemasan kreatif itu, dan yang karyanya memiliki dampak yang bertahan lama pada generasi yang akan datang.
Bahasa Arab sebagai Bahasa Astronomi
Salah satu ilmu yang mengalami kemajuan pesat selama Peradaban Muslim adalah Astronomi. Para astronom membuat penemuan-penemuan penting sebagai catatan pertama sistem bintang di luar galaksi kita sendiri dan ketidaksetaraan ketiga gerakan bulan, dan mereka mengembangkan instrumen yang meletakkan dasar bagi astronomi modern.
Ketika “Almagest” karya Ptolemy diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada abad ke-9, banyak deskripsi astronomi berbahasa Arab yang kemudian digunakan secara luas sebagai nama untuk bintang. Penambahan lebih lanjut selama zaman keemasan dan terjemahan selanjutnya ke dalam bahasa Latin mempertahankan tradisi pemberian nama Arab pada bintang-bintang.
Dan kini, nama-nama bintang yang banyak dikenal , seperti bintang vega dan bintang Aldebaran berasal dari Bahasa Arab yang diberi nama pada saat zaman keemasan peradaban Muslim.
Bahasa Arab sebagai Bahasa Seni dan Keindahan
Salah satu bidang di mana kejeniusan peradaban Muslim telah diakui dunia adalah seni. Para seniman dunia Islam mengadaptasi kreativitas mereka untuk membangkitkan keyakinan jiwa mereka dalam serangkaian bentuk abstrak, menghasilkan beberapa karya seni yang menakjubkan.
Salah satu bentuk seni dekoratif yang banyak berkembang dalam budaya Islam adalah kaligrafi yang terdiri dari penggunaan huruf artistik, kadang-kadang dikombinasikan dengan bentuk geometris dan alam. Perkembangan kaligrafi oleh para peneliti dikaitkan dengan pentingnya bahasa Arab dalam Islam dan pentingnya yang diberikan kepada tulisan oleh tradisi Arab.
Bahasa Arab sebagai Bahasa Puisi
Secara tradisional, puisi telah menjadi bentuk ekspresi yang kuat dan fasih dalam warisan Arab. Memastikan gerakan ilmiah yang intens di zaman keemasan peradaban Muslim dimana tidak adanya konflik antara ilmu-ilmu humaniora dan ilmu alam. Kekuatan bahasa telah mampu beradaptasi dengan cara-cara baru untuk digunakan demi kepentingan umat manusia.
Bersamaan dengan kebangkitan berbagai ilmu pada masa itu, tema baru puisi Arab berkembang dengan munculnya tradisi puisi, yang disusun oleh para sarjana untuk digunakan dalam pendidikan seperti dokter terkenal Ibnu Sina, dan pelaut terkenal Ibn Majid.
Bahasa Arab sebagai Bahasa Sastra
Selain puisi, prosa berkembang pesat di bawah Dinasti Abbasiyah. Prosa Arab yang asli pada saat itu adalah Al Jahiz (hidup di Baghdad abad ke-8/9). Ia menjadi salah satu intelektual terkemuka pada masa itu. Dia terkenal karena Bukunya Al Bukhara (Kitab Orang-orang Misers) yang merupakan studi psikologi manusia yang cerdas dan berwawasan luas.
Penulis dan penyair lain yang tak terhitung jumlahnya menjadi sangat terkenal dan menulis karya-karya berpengaruh yang masih menjadi rujukan hingga sekarang seperti Al Mutannabi, Al Ma'arri, Yaqut Al Hamwi, Badi Al Zaman Al Hamathani, Ibn Hazim Al Andalusi, Ibn Tufail dan banyak lainnya.
Penulis: Rahmat Kurniawan
Sumber: muslim heritage
Posting Komentar