Kisah Ertugrul Ghazi, Sang Perintis Berdirinya Kekaisaran Utsmaniyah
Ilustrasi | Foto: portal-islam.id |
Kekaisaran Utsmaniyah atau dalam istilah modern disebut dengan Kekaisaran Ottoman adalah sebuah negara Islam Sunni yang pertama kali muncul di semenanjung Anatolia, Asia Barat. Negara ini didirikan oleh Osman Ghazi, putera dari Ertugrul Ghazi, kepala suku kayi. Sebenarnya rencana pendirian Negara ini sudah digagas sejak periode kepemimpinan Ertugrul Ghazi. Salah satu prestasi paling gemilang dari negara ini yaitu pembebasan Kota Konstantinopel, Ibukota Kekaisaran Byzantium. Pembebasan Kota Konstantinopel merupakan sebuah bisyarah yang telah disabdakan oleh Rasulullah SAW. Pada masa Kejayaannya, negara ini menguasai tiga benua sekaligus, yaitu benua Eropa di kawasan Balkan, Asia di kawasan Anatolia, Syam, dan Hijaz, serta Afrika bagian utara dari Mesir hingga Maroko.
Suku Kayi
Ertugrul Ghazi berasal dari Suku Kayi, salah satu suku Turkmenistan yang bermigrasi ke wilayah Anatolia dari tanah air mereka di Transoxiana setelah penaklukkan besar-besaran oleh bangsa Mongol. Kayi merupakan salah satu suku Turki dari keturunan Oghuz Khagan. Ertugrul merupakan putra ketiga dari Sulaimansyah, kepala suku Kayi. Ibunya bernama Hayme Hatun. Ia memiliki tiga saudara laki-laki yaitu Gundogdu, Sungurtekin, dan Dundar. Ertugrul memiliki mimpi untuk mendirikan sebuah negara Islam yang menyatukan seluruh wilayah Islam dibawah satu kepemimpinan. Sepeninggal Sulaiman Syah, kepemimpinan suku diambil oleh Ertugrul. Setelah pindah ke Anatolia, suku kayi menjalin hubungan dengan Kesultanan Seljuk Rum yang pada waktu itu menguasai Anatolia. Kesultanan Seljuk Rum pada saat itu dipimpin oleh Sultan Alauddin Kayqubad I dan beribukota di Kota Konya.
Sultan Alauddin Kayqubad I merupakan penguasa yang dianggap mengantarkan Kesultanan Seljuk Rum menuju puncak kejayaannya. Sultan Alauddin lah yang menciptakan kegemilangan bagi kerajaan melalui kekuatan politik, ekonomi, dan pembangunannya. Sultan Alauddin naik tahta menggantikan saudaranya, Sultan Izzuddin Kaykawus I pada tahun 1219. Ia merupakan pemimpin yang meraih banyak kesuksesan di medan perang. Ia berhasil menyatukan seluruh kawasan Anatolia dibawah Kesultanan Seljuk Rum (kecuali wilayah Diyarbakr). Selain sebagai pemimpin yang kuat, ia juga merupakan seniman yang ulung. Ia melakukan gebrakan besar-besaran di bidang pertanian, membangun kilang gula, dan menjadikan Sivas sebagai kota pusat perdagangan terpenting di Anatolia. Ia wafat karena seseorang memasukkan racun ke dalam makanannya pada tanggal 30 Mei 1237 Masehi.
Ertugrul banyak membantu Sultan Alauddin dalam banyak peperangan melawan Byzantium. Salah satu kemenangan yang diraih Ertugrul adalah keberhasilannya menaklukkan Kastil Karacahisar, yang merupakan jalan menuju penaklukkan Nikea, salah satu kota terpenting Byzantium. Sultan Alauddin pun memberikan hadiah kepadanya berupa wilayah sebagai tempat tinggal sukunya, yaitu kota Sogut dan Domanic. Ertugrul pun memimpin sukunya untuk bermigrasi tinggal di wilayah Sogut.
Setelah wafatnya Sultan Alauddin Kayqubad, Kesultanan Seljuk mulai mengalami masa kemunduran. Hal ini dikarenakan invasi banga Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan yang mulai menyerang Anatolia dan mengalahkan Kesultanan Saljuk. Kesultanan Seljuk pun harus tunduk di bawah kekuasaan Mongol dan menjadi vasal dari Kekaisaran Mongolia. Ertugrul pun harus berjuang keras melawan bangsa Mongol yang mulai mengganggu keamanan sukunya.
Ertugrul pun menjalin kerjasama dengan Berke Khan, penguasa kerajaan Golden Horde yang merupakan bagian dari Kekaisaran Mongolia namun memisahkan diri, untuk mengusir pasukan Hulagu dari Anatolia. Berke Khan adalah seorang Mongol muslim yang taat. Ia masuk Islam setelah berinteraksi dengan para pedagang muslim di Asia Tengah. Ia adalah putera dari Jochi sekaligus cucu dari Jenghis Khan. Ia memimpin Kekhanan Golden Horde yang merupakan kerajaan Mongol pertama yang beragama Islam. Selain itu, Ertugrul juga menjalin perjanjian damai dengan Kekaisaran Byzantium untuk mengusir Mongol dari Anatolia. Para gubernur lokal Byzantium yang biasa disebut dengan Tekfur menerima perjanjian damai dari Ertugrul
Pada tahun 1260, Berke Khan terlibat konflik dengan saudara sepupunya Hulagu Khan. Hulagu Khan adalah putera dari Tolui dan cucu dari jenghis Khan. Setelah mengetahui bahwa pasukan Hulagu Khan telah menghancurkan Kota Baghdad, Ibukota Kekhalifahan Abbasiyah, Berke kemudian memutuskan untuk menyerang Hulagu Khan. Perang ini terjadi bersamaan dengan perang saudara antara dua putera Tolui lainnya, yaitu Kubilai Khan dan Ariq Boke untuk memperebutkan tahta Kekaisaran Mongolia.
Ertugrul wafat pada tahun 1281 ketika berusia 90 tahun dan jasadnya dimakamkan di Sogut. Ia wafat dengan meninggalkan tiga orang putera yakni Osman, Savci, dan Gunduz. Sepeninggalnya, ia digantikan oleh putranya Osman yang kemudian menjadi kepala suku Kayi. Osman adalah orang yang gagah berani. Keberaniannya sudah terlihat bahkan sejak ia masih kecil. Ayahnya, Ertugrul, mendidik Osman dengan sangat baik, bahkan Osman juga berguru dengan beberapa ulama terkenal pada masanya. Osman.
Osman Ghazi dan Sebuah Mimpi
Osman memiliki guru bernama Syaikh Edebali. Syaikh memiliki seorang putri cantik bernama Bala Hatun. Suatu hari Osman pernah mengutarakan perasaannya ingin menikahi Bala Hatun, namun Syaikh Edebali tidak merestuinya.
Pada suatu hari, Osman sedang tertidur dan dalam tidurnya ia bermimpi. Ia melihat sebuah bulan sabit keluar dari dada gurunya itu dan kemudian menjadi bulan penuh. Lalu bulan itu masuk ke dalam dadanya, kemudian dari dadanya tumbuh sebuah pohon besar dimana semua cabang dan tajuk pohon itu mengarah ke wilayah yang akan ditaklukkan olehnya dan keturunannya kelak. Ia melihat pemandangan indah yang belum pernah dilihatnya. Ia melihat bangunan masjid, hewan-hewan ternak, pohon-pohon besar, dan mendengar suara adzan saling bersahutan. Kemudian ia melihat semua daun pada pohon itu berubah menjadi pedang dan pedang-pedang itu mengarah ke satu titik, yaitu Kota Konstantinopel.
Setelah Osman bangun, ia kemudian menceritakan mimpinya itu kepada gurunya. Setelah mengetahui mimpi itu, Syaikh Edebali akhirnya merestui Osman untuk menikah dengan Bala hatun. Dari pernikahan inilah nantinya akan lahir keturunan Osman yang akan menaklukkan dunia termasuk Kota konstantinopel. Mimpi akan penaklukkan Konstantinopel itu pun terus dilanjutkan oleh anak cucunya, hingga berhasil direalisasikan Oleh Muhammad Al Fatih. Kemudian para penguasa setelahnya berhasil memperluas wilayah kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah. Hingga pada puncaknya berhasil menguasai tiga benua yakni Eropa, Asia, dan Afrika.
Ditulis: Muhammad Apria Iswara
Referensi : Mukarom. 2015. Pendidikan Islam Pada Masa Kerajaan Turki Utsmani 1300-1922 M. Jurnal Tarbiya. 1 (1) : 109.
Posting Komentar