Mengenal Sosok Para Sahabat Rasulullah Penghafal Alqur’an
Ilustrasi Para Sahabat Rasulullah SAW bersama Para Unta di Gurun Pasir | Photo by : pinterest.com |
Cahaya Islam - Setiap tahunnya Indonesia berhasil melahirkan anak-anak penghafal Al Qur'an yang berhasil menghafalkan Al Qur'an hingga 30 juz. Bahkan aksi mereka juga ditayangkan dalam televisi nasional Indonesia yang setiap tahunnya diadakan dalam acara Hafidz Indonesia. Namun tradisi menghafalkan Alqur’an ternyata telah berlangsung sejak masa Nabi Muhammad SAW hidup.
Tradisi ini kemudian juga diteruskan oleh para sahabat Rasulullah SAW untuk melanjutkan teladan pelaksanaan penghafalan Alqur’an dan mewariskan kebiasaan baik ini bagi generasi-generasi penerusnya.Nabi Muhammad SAW menyerukan kepada para sahabatnya untuk mempelajari Alqur’an dan menghafalkannya.
Dari begitu banyaknya sahabat Rasulullah SAW berikut sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal sebagai penghafal Alqur’an di zaman Rasulullah SAW, diantaranya adalah :
Ali Bin Abi Thalib RA
Ali bin Abi Thalib RA dikenal sebagai sahabat Rasulullah SAW yang memiliki daya ingat yang kuat untuk menghafal ayat-ayat Al Qur'an. Beliau merupakan salah satu diantara orang-orang yang mendapatkan hidayah dan memeluk agama Islam. Dimasa belianya sayyidina Ali dikenal sebagai seorang yang zuhud, wara, dan dermawan. Selain itu beliau juga memiliki sifat rendah dunia dan selalu bersedekah untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT. Tak hanya kuat dalam menghafal Alqur’an, Ali bin Abi Thalib juga sangat memahami ilmu Alqur’an yang terkandung didalamnya.
Utsman Bin Affan RA
Sahabat Nabi Muhammad SAW yang selanjutnya yang dikenal sebagai penghafal Alqur’an adalah Ustman bin Affan RA. Lelaki yang memiliki nama panjang Utsman bin Affan bin Abi al-Ash Abu Amr Abu Abdillah al-Quraisy al-Amawi merupakan sahabat Rasulullah SAW yang memiliki hati yang selalu terkait dengan Alqur’an.
Utsman bin Affan Ra juga turut andil dalam penghimpunan al qur'an dalam satu mushaf dan menyebarkannya di beberapa kota pada masa kekhalifahannya. Selain itu Utsman bin Affan juga memiliki kemampuan untuk menyatukan Alqur’an yang tujuh jenis huruf atau dialek. Hal itulah kemudian yang menjadi salah satu faktor yang menghindarkan umat muslim pada saat itu dari malapetaka dan fitnah perpecahan umat.
Kecintaan Utsman bin Affan Ra terhadap Alquran bahkan ia bawa sampai akhir hayatnya. Pasalnya saat akhir kekhalifahan atau ditahun 35 hijriyah, pada saat terjadi kekacauan, Utsman bin Affan Ra disekap didalam rumahnya selama empat puluh hari, kemudian terbunuh syahid saat ia sedang membaca Alqur’an. Utsman bin Affan Ra pun wafat pada usia 82 tahun.
Ubay bin Ka’ab RA
Sahabat Nabi Muhammad SAW yang memiliki nama lengkap Ubay bin Ka’ab bin Qais Abu al-Mundzir al-Anshari al-Madani merupakan penghafal Al Qur'an. Ia bahkan hidup dalam naungan Al Qur'an. Ubay bin Ka’ab Ra bahkan tidak pernah sekalipun meninggalkan Al Qur'an. Siang dan malam ia dengan rajin menghantamkan Alquran. Bahkan dirinya pernah mengkhatamkan Alqur’an hanya dalam delapan malam saja.
Kecintaan Ubay bin Ka’ab Ra terhadap Al Qur'an membuat dirinya menjadikan Alqur’an sebagai sumber kebaikan dalam ucapan dan perbuatannya. Ubay bin Ka’ab Ra pun selalu menasihati orang-orang disekitarnya untuk menjadikan Alqur’an sebagai pedoman hidup untuk setiap perbuatan manusia. Diketahui sebelum Zaid bin Tsabit menjadi sekretaris Rasulullah SAW, Ubay bin Ka’ab RA merupakan sekretaris kesayangan Rasulullah SAW. Ubay bin Ka’ab RA kemudian wafat di Madinah pada tahun 20 hijriyah.
Zaid bin Tsabit RA
Zaid bin Tsabit RA merupakan sahabat Rasulullah SAW yang dikenal cerdas, pandai menulis, penghafal Al Qur'an dan menguasai ilmu Al Qur'an. Nama lengkapnya Abu Said al-Khazraji al-Anshari, ia salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang mampu mengalahkan orang lain dalam penguasan ilmu Alqur’an hingga Faraid.
Zaid bin Tsabit Ra juga mampu menguasai kitab kaum Yahudi dalam waktu yang sangat singkat pada saat dirinya diminta Rasulullah SAW untuk mempelajarinya. Ia juga merupakan salah satu Sekretaris Rasulullah SAW dalam menerima wahyu. Pada saat Rasulullah SAW menerima wahyu dari Allah SWT, Zaid bin Tsabit Ra lah yang diminta Rasulullah untuk menulisnya.
Jasa Zaid bin Tsabit Ra terhadap Alqur’an salah satunya adalah dalam penghimpunan Al Qur'an. Kemampuannya dalam menguasai ilmu Al Qur'an membuat dirinya berjasa dalam upaya kodifikasi Al Qur'an. Bahkan kemampuan Zaid bin Tsabit Ra tidak bisa ditandingi oleh sahabat Nabi Muhammad SAW yang laiinya dalam menulis kalamullah itu.
Beliau pun kemudian wafat di tahun 45 hijriyah. Kepergian lelaki pecinta Al Qur'an itu bahkan ditangisi seluruh penduduk Madinah pada saat itu. Sosoknya yang sangat baik membuat semua orang merasa kehilangan akan sosok Zaid bin Tsabit Ra salah satunya Ibnu Abbas Ra.
Abu Musa Al-Asy’ari RA
Sahabat Nabi Muhammad SAW yang memiliki nama lengkap Abdullah bin Qais bin Sulaim merupakan salah satu sahabat Rasulullah SAW yang mampu menghafal Al Qur'an dan memiliki kepedulian yang besar terhadap Al Qur'an.
Suara indah yang dianugerahkan Allah SWT kepada Abu Musa Al-Asy’ari Ra membuat dirinya mampu menghipnotis umat mukmin manapun yang mendengarkan suaranya. Bahkan Rasulullah SAW pernah memuji suara merdu Abu Musa Al-Asy’ari Ra. Tidak heran berkat suara merdunya itu banyak para sahabat yang selalu menanti Abu Musa Al-Asy’ari Ra untuk menjadi imam di setiap kesempatan shalat.
Abu Musa Al-Asy’ari Ra diketahui telah mempelajari Al Qur'an secara langsung dari Rasulullah SAW. Ia kemudian mengajarkannya dan menyebarkannya kepada seluruh umat di setiap penjuru negeri yang ia sambangi. Bahkan kisah hidup dan perjalanan muliannya itu banyak terekam dalam kitab-kitab tarikh yang ada. Abu Musa Al-Asy’ari Ra kemudian wafat di usia 63 tahun di tahun 44 hijriyah. Ia pun diketahui meriwayatkan hadits sebanyak 365 hadits.
Abu Darda RA
Sahabat Rasulullah SAW yang kelima yang dikenal penghafal Al Quran adalan Abu Darda Ra. Ia merupakan seorang hafidz yang sangat bijaksana. Ia juga merupakan sahabat Rasulullah SAW yang ikut andil dalam pengumpulan Alqur’an yang dijadikan sumber pedoman hidup bagi para pembaca di Damaskus pada masa ke khalifahaan Utsman bin Affan.
Selama hidupnya Abu Darda Ra mengabdikan hidupnya untuk mengajarkan segala ilmu yang dipelajarinya dari Rasulullah SAW. Ia memiliki posisi yang tinggi dalam masalah ilmu dan amal dari para sahabat Rasulullah SAW lainnya. Abu Darda Ra juga dikenal sebagai seorang guru yang baik dan kehadirannya selalu dinanti murid-muridnya.
Bahkan Suwaid bin Abdul Aziz pernah mengungkapkan pengakuan bahwa, ketika Abu Darda Ra shalat di Masjid yang ada di Damaskus, ribuan manusia mengelilinginya dan memintanya untuk mengajarkan Alqur’an kepada ribuan orang tersebut. Ia pun mengelompokan satu kelompok ke dalam sepuluh orang dan dipilih satu orang ketua. Kemudian Abu Darda Ra hanya mengawasinya dari atas mihrab. Diketahui jumlah penghafal Alqur’an dalam majelis yang didirikan Abu Darda Ra bahkan mencapai 1.600 orang.
Beliau pun kemudian wafat pada tahun 32 hijriyah pada masa kekhalifahan Utsman di Syam. Ia pun telah berhasil meriwayatkan 179 hadits.
Abdullah bin Mas’ud Ra
Sahabat Rasulullah SAW yang terakhir menjadi penghafal Al Qur'an selanjutnya yaitu Abdullah bin Mas’ud Ra. Ia memiliki nama lengkap Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil Abdirrahman al-Hadzali al-Maki al-Muhajiri dan merupakan salah seorang yang ikut andil dalam pengumpulan Al Qur'an dimasa Rasulullah SAW.
Sejak usianya masih beliau Abdullah bin Mas’ud Ra telah mengikuti Rasulullah SAW. Ia selalu senantiasa mendengarkan ayat-ayat Alqur’an dan selalu memelihara Alqur’an disetiap harinya. Ia juga hidup untuk Alqur’an dan bersama Alqur’an.
Abdullah bin Mas’ud Ra menjadi ulama yang sangat mengetahui akan Alqur’an. Hal inilah yang kemudian menjadikan Rasulullah SAW memujinya dan menyerukan kepada sahabat lainnya untuk mempelajari kandungan Al Qur'an dari Abdullah bin Mas’ud Ra.
Pada tahun ke 32 hijriyah Abdullah bin Mas’ud Ra kemudian wafat di Madinah. Beliau pun diketahui telah meriwayatkan 840 hadits.
Oleh : Devi Novitasari
Sumber Berita: ISLAMPOS
Posting Komentar