Atlet Lari Kanada ini Berhijab Ditengah Minoritas
Fairouz Gaballa | Foto: www.cbc.ca |
Cahaya Islam - Stigma Islam khususnya wanita muslim yang mengenakan hijab yang hidup di negara-negara barat memang masih dianggap buruk. Banyak masyarakat setempat yang memberikan penilaian buruk dengan menganggapnya sebagai Islam radikal jika melihat wanita muslim mengenakan hijab. Namun hal ini justru tidak menghalangi seorang atlet lari lintas alam cross dari University Of Prince Edward Island yaitu Fairouz Gaballa untuk memutuskan menggunakan hijab. Walau pun ia merasakan banyak perubahan yang ditunjukan lingkungannya terhadap dirinya, semenjak ia mengenakan hijab hal itu bahkan tidak membuat Fairouz menarik keputusannya.
“Ketika Saya berlari, di beberapa waktu tertentu Saya merasakan saya tersisihkan dan merasa berbeda dengan orang-orang yang berada disekitar Saya. Saya menggunakan hijab dan tidak banyak orang yang menggunakan hijab seperti Saya dilapangan atau di tempat lainnya yang ada di Pulau Prince Edward” Ungkapnya seperti yang dilansir dari CBC pada minggu (14/11/2021).
Fairouz Gaballa | Foto: www.cbc.ca |
Namun terkadang Fairouz Gaballa juga lupa akan hal itu bahwa dirinya yang sekarang merasa berbeda dengan yang lainnya. Terkadang karena dirinya merasa sangat nyaman dengan keputusan yang diambilnya, sehingga justru membuatnya merasa menjadi jauh lebih baik dan menjadi diri sendiri.
Menurutnya masih banyak orang-orang yang percaya bahwa banyaknya perempuan yang ditindas akibat hijab yang dikenakannya. Banyak orang yang masih beranggapan bahwa hijab yang dikenakan perempuan muslim dianggap sebagai sebuah simbol penindasan.
Diketahui keputusan Fairouz Gaballa pertama kali untuk mengenakan hijab saat dirinya berada di kelas delapan, dan dianggapnya sebagai salah satu keputusan yang berlandaskan agama yang ia yakini. Tapi seiring berjalannya waktu, ia mulai mengerti siapa dirinya yang sesungguhnya, dan bagaimana identitas dirinya dalam menghadapi islamofobia yang ada.
“Saya merasakan perubahan yang luar biasa yang menghampiri Saya semenjak Saya berhijab, seperti tidak pernah mengalami bad hair day lagi. Namun kenyataannya di negara-negara barat terdapat hambatan ketika seseorang memakai hijab. Pandangan yang buruk dan diskriminasi yang sering Saya hadapi contohnya, karena sedikitnya jumlah atlet yang tidak menggunakan hijab” tambahnya.
Perubahan demi perubahan semenjak ia menggunakan hijab pun mulai ia rasakan. Dari awalnya ia memiliki banyak teman kemudian ketika ia memutuskan untuk berhijab ia mulai tidak punya teman lagi. Banyak orang yang awalnya mengira bahwa Fairous merupakan ras campuran, namun secara otomatis kini orang-orang mempunyai asumsi bahwa dirinya merupakan pengungsi dari Suriah yang tidak dapat berbahasa Inggris.
Diketahui Fairouz Gaballa terlahir sebagai seorang warga mesir yang kemudian bermigrasi ke negara Inggris. Namun ia tumbuh dan besar di PEI dan sangat fasih berbicara bahasa Inggris dengan sangat lancar menggunakan aksen Kanada.
Namun terlepas apakah orang lain mengakuinya atau tidak, Fairouz sendiri mengatakan banyaknya diskriminasi yang dilakukan guru dan murid terhadap siswa lain yang berbeda terhadap mereka.
Perubahan itu bahkan dirasakan oleh Fairouz dimana orang-orang yang ia kenal mulai menghindarinya karena menganggapnya sebagai teroris atau orang-orang disekitarnya menyebutnya sebagai kepala handuk. Faktor-faktor inilah yang kemudian membuat Fairouz sangat sulit tinggal di P.E.I, dan kondisi saat itu dinilainya buruk dan tidak beragam seperti sekarang ini.
“Di Tahun 2021 masih banyak orang yang melakukan diskriminasi dan fanatik terhadap islamfobia. Menganggap setiap individu yang mengenakan hijab secara otomatis disebut sebagai pengungsi atau teroris atau manusia yang mengerikan” ujarnya.
Saat Fairouz mulai memakai hijab, ia tergabung ke dalam dua cabang olahraga sekaligus. Dari tahun 2016 hingga 2020, ia merupakan bagian dari Charlottetown Martial Arts, dimana ia banyak mengikuti kompetisi dan bertanding di beberapa turnamen kejuaraan. Selain ia dan adiknya yang mengenakan hijab ada satu peserta perempuan lain yang mengenakan hijab dan dia bukan berasal dari pulau tersebut.
Pada tahun 2019 Fairouz Gaballa kemudian memutuskan bergabung dengan tim atletik sekolah di tahun terakhir sekolah menengah. Saat ini ia pun masuk dengan tim jarak jauh putri di UPEI dan menjadi satu-satunya atlet di tim yang mengenakan hijab.
Sumber: cbc.ca , islampos.com
Posting Komentar